Tahun ini bisa dibilang adalah tahunnya sepakbola, bagaimana tidak, akan banyak
sekali event diikuti oleh timnas Indonesia di cabang olahraga yang digemari oleh
masyarakat ini. Mulai dari Piala AFF U-16, Piala Asia U-16, Piala AFF
U-19, Piala Asia U-19, Asian Games untuk U-23, dan Piala Aff untuk timnas
senior. Sungguh jadwal yang sangat padat bagi supporter dan penikmat sepakola di
wilayah nusantara ini. Jika tahun ini banyak sekali agenda sepakbola, tahun
depan juga akan banyak sekali agenda bagi kita semua. Bukan, bukan di cabang
sepakbola, bukan juga di bidang olahraga. Tahun depan bisa dibilang agenda padat
bagi para politisi untuk bisa menyakinkan masyarakat dan sangat riuh bagi kita
semua agar tidak termakan bujuk rayu mereka, hehehe..
Tahun depan selain pilihan presiden yang kita tahu sudah ada dua bakal calon telah mendaftar, juga akan dilaksanakan dengan pemilihan legislatif dalam waktu bersamaan. Tahun 2019, selain masyarakat harus memilih pemimpin baru juga harus memilih para politikus-politikus yang saling berebut untuk menjadi yang terhormat wakil rakyat di DPR, DPD, DPRD Provinsi maupun di DPRD Kota/Kabupaten. Pemilihan tahun depan yang dilaksanakan secara bersamaan bisa menimbulkan keuntungan maupun kerugian bagi para politikus itu sendiri.
Keuntungan yang bisa langsung didapat adalah ketika mereka mengkampanyekan salah satu calon presiden yang mereka dukung, bisa sekalian ikut mengkampanyekan nama mereka sebagai calon legislatif di daerah masing-masing. Kerugian yang mungkin bisa didapat adalah, masyarakat lebih mengenal calon presiden mereka dibanding para wakil rakyat yang akan mewakili mereka dalam mengawasi jalannya pemerintahan agar terlaksana secara adil dan sejahtera. Mau bukti? Coba kalian sebutkan masing-masing 3 anggota legislatif dari dapil kalian yang terpilih di DPR RI, DPRD Prov maupun kab/kota. Ada yang bisa? Hehehehe….
Di tempat tinggal penulis yaitu provinsi Jawa Tengah yang terkenal akan candi borobudurnya ini terdapat 10 daerah pilihan (dapil) untuk anggota DPR RI. Sebanyak 78 kursi diperebutkan oleh para calon wakil rakyat yang telah didaftarkan oleh partai pemilu 2019. Ada nama-nama yang sering kita dengar karena sering bermunculan di layar kaca nasional, ada juga nama-nama baru menggantikan yang pindah ataupun tidak mencalonkan diri lagi. Coba kita bahas sedikit tentang mereka.
Di dapil I meliputi Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kendal, Salatiga ini pada tahun 2014 terdapat delapan anggota DPR. Nama-nama seperti Agus Hermanto (wakil ketua DPR), Yayuk Basuki, Jamal Mirdad, Alamuddin Dimyati Rois dan Juliari Batubara merupakan mereka yang tepilih pada tahun 2014. Bahkan Tjahjo Kumolo juga awalnya adalah legislator terpilih di dapil ini sebelum digantikan oleh Tuti Roosdiono karena diangkat menjadi menteri dalam negeri. Pada pileg tahun 2019, praktis hanya Agus Hermanto yang tidak kembali maju disini, posisinya digantikan oleh Alamsyah Satyanegara Sukawijaya alias Yoyok Sukawi. Politikus yang merupakan anak dari mantan walikota Semarang Sukawi Sutarip ini naik tingkat dari yang sebelumnya adalah legislator di DPRD Provinsi. Besar kemungkinan Yoyok Sukawi akan menjadi anggota DPR baru yang berasal dari dapil ini, hal ini tidak terlepas dari nama besarnya di kalangan penikmat sepakbola Jateng. Yoyok Sukawi adalah CEO PSIS Semarang dan sekaligus menjadi Exco PSSI. Selain Yoyok Sukawi, terdapat nama baru dari partai Gerindra yaitu, Sigit Ibnugroho. Mantan calon walikota Semarang tahun 2015 yang juga ketua DPC Gerindra Kota Semarang ini baru pertama kali ikut dalam pemilihan legislator.
Beralih ke dapil II, disini kembalinya Nusron Wahid menjadi calon legislatif dari partai Golkar meski saat ini masih menjabat sebagai BNP2TKI digunakan untuk mendulang suara, sedangkan Noor Ahmad yang sebelum ini menggantikannya malah tidak terdaftar disini. Kemudian tidak terdapatnya nama Muchlisin yang sebelumnya terpilih mewakili partai PPP, entah kemana politisi senior yang satu ini berpindah atau memang tidak mendaftarkan diri. Di dapil ini juga terdapat nama baru, salah satunya mantan Bupati Kudus dua periode, Musthofa. Mendaftarkan diri dari partai yang sama dengan pengusung ketika mencalonkan bupati, PDIP adalah upaya untuk menambah jumlah suara di daerah ini. Karena pada pileg yang lalu, partai dengan lambang kepala banteng ini hanya mendapatkan satu kursi dari nama Daryatmo Mardiyanto. Ketua DPD Gerindra Jateng, Abdul Wachid juga kembali maju di periode ini, begitu juga dengan politikus PKB Fathan yang mendaftarkan diri.
Di dapil III yang merupakan daerah dengan legislator cukup banyak, total 9 orang berasal dari dapil ini. Donny Imam Priambodo (Nasdem), Djoko Udjianto (Demokrat), Imam Suroso (PDIP), Mohamad Arwani Thomafi dari PPP masih terdaftar pada pileg tahun depan. Juga dengan kembalinya Marwan Jafar mengikuti konstelasi setelah sebelumnya sempat ditunjuk menjadi Menteri Desa dan Daerah Tertinggal dari PKB. Di dapil ini juga ditandai dengan berpindahnya 2 orang legislator dari Gerindra dan PKS. Sri Wulan yang sebelumnya lolos ke Senayan lewat partai milik Prabowo tahun depan berpindah ke partai Nasdem, adapun Gamari Sutrisno yang sebelumnya merupakan perwakilan dari PKS kali ini berubah haluan menuju Partai Amanat Nasional.
Di daerah Sragen, Wonogiri dan Karanganyar terlihat nama Rahayu Saraswati Djojohadikusumo yang tidak berada dalam daftar di dapil ini. Rahayu Saraswati yang merupakan perwakilan dari partai Gerindra ini posisinya digantikan oleh Ferry Yuliantono. Ferry Yuliantono yang merupakan wakil ketua umum berpeluang besar untuk berhasil lolos ke senayan. Selain itu, nama-nama seperti Rinto Subekti (Demokrat), Laila Istiana (PAN), Endang Maria Astuti (Golkar) besar kemungkinan untuk terpilih kembali. Begitu juga dengan Agustina Wilujeng dan Bambang Wuryanto dari PDIP serta Muhamad Martri Agoeng dan Hamid Noor Yasin dari PKS.
Di dapil V yang merupakan “kandang banteng” ini terdapat beberapa perubahan yang dilakukan oleh partai-partai. Di wilayah Boyolali, Klaten, Sukoharjo, dan Surakarta, hilangnya Harry Poernomo dari daftar sementara karena berpindah ke dapil VI untuk mendulang suara disana membuat Bambang Riyanto sebagai calon terkuat dari Partai Gerindra. Di daerah ini, muncul nama-nama baru yang akan ikut bersaing seperti Bertrand Antolin (Nasdem) dan Mustofa Nahrawardaya (PAN). Nama-nama seperti Puan Maharani (Menko PMK), Aria Bima, Rahmad Handoyo dan Alfia Reziani masih menghiasi daftar dari PDIP, mereka masih akan bersaing dengan Muhammad Toha (PKB), M. Kharis Almasyari (PKS) juga Endang Srikarti Handayani (Golkar).
Hilangnya nama-nama seperti Lukman Hakim S (Menag/PPP), Tjatur Sapto Edy (PAN) dan Iqbal Wibisono (Golkar) memunculkan pendatang baru seperti Harry Poernomo (Gerindra), Nafa Urbach (Nasdem), dan Rukma Setyabudi (PDIP) di daerah pilihan VI yang meliputi Kab Magelang, Magelang, Wonosobo, Temanggung dan Purworejo ini. Kedatangan Harry Poernomo bisa dikatakan upaya Gerindra untuk mendapatkan suara di dapil ini karena tahun 2014 mereka gagal mengirimkan wakilnya. Upaya dari Nasdem untuk menambah suara terlihat dari munculnya Nafa Urbach disini, pada pemilu periode lalu Nasdem hanya mendapatkan satu suara dari Choirul Muna. Naiknya Rukma Setyabudi ke pentas nasional juga merupakan bagian upaya PDIP untuk tetap berkuasa di dapil ini, nama-nama perwakilan sebelumnya seperti Nursyiwan Soedjono dan Sudjadi masih didaftarkan. Masuknya ketua DPRD Jateng 2014-2019 besar kemungkinan akan menambah jumlah suara dari Partai arahan Megawati ini. Mereka masih akan bersaing dengan nama petahana seperti Abdul Kadir Karding (PKB) dan juga Muchlis Zainal Abidin (PPP).
Dari dapil VII masih terdapat nama-nama yang sebelumnya terpilih pada periode 2014-2019. Mulai dari nama Bambang Soesatyo sekaligus ketua DPR saat ini dari Partai Golkar, Taufiq Abdullah (PKB), Amelia Anggraini (Nasdem) dan Taufik Kurniawan (wakil ketua DPR) dari PAN. Selain itu Utut Adiyanto dari PDIP dan Darori Wonodipuro dari Gerindra juga masih mencalonkan diri di tempat ini. Yang cukup mengagetkan adalah tidak adanya nama Romahurmuziy dari daftar calon dari PPP. Politikus sekaligus ketua umum PPP ini kemungkinan besar pindah daerah pilihan. Ada yang pergi ada juga yang datang, terdapat nama baru yang tidak asing, Heru Sudjatmoko yang dimasukkan oleh PDIP menjadi calon legislatif. Heru yang merupakan Wakil Gubernur Jawa Tengah dan mantan bupati Purbalingga ini akan memperebutkan satu kursi dengan calon-calon yang lainnya di dapil yang menjadi basis partai banteng ini.
Dari daerah Cilacap dan Banyumas masih terisi nama-nama yang sebelumnya berhasil lolos seperti Siti Mukaromah (PKB), Ahmad Mustaqim (PPP), Novita Wijayanti (Gerindra), Dito Ganinduto (Golkar) serta Adisatrya Suryo Sulistio (PDIP). Perjudian besar dilakukan oleh partai Demokrat dan PDIP, Khatibul Umam Wiranu yang sebelumnya terpilih dari partainya SBY sudah tidak terdaftar sebagai calon sementara, sedangkan PDIP menugaskan salah satu kader terbaik mereka Budiman Sudjatmiko untuk berpindah ke dapil Jawa Timur. Mantan tahanan politik era Soeharto ini digantikan oleh mantan bupati Klaten Sunarna. Terdapat juga yang telah berpindah partai, Ammy Amalia Fatima yang sebelumnya lolos dengan kendaraan PAN saat ini terdaftar sebagai calon dari partai Nasdem.
Saatnya kita beralih ke daerah pantai utara jawa atau pantura. Di daerah perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Barat yang masuk wilayah dapil IX ini hanya satu nama petahana yang tidak kembali mencalonkan diri yaitu Kuswiyanto dari PAN. delapan orang lainnya masih tetap mendaftarkan diri dari partai yang sama, Bachrudin Nasori (PKB), Abdul Fikri (PKS), Zainut Tauhid (PPP), Teguh Juwarno (PAN), Muhamad Haekal (Gerindra), Agung Widyantoro (Golkar), serta dua politisi PDIP Muhammad Prakoso dan Dwi Aryani Hilman. Upaya penambahan suara dari wilayah ini oleh Gerindra terlihat dengan dimasukkannya kader mereka Sudirman Said. Politisi yang juga baru saja mencalonkan diri menjadi Gubernur Jateng dalam pilgub 2018 ini kemungkinan bisa menambah suara dari partai Gerindra. Hal yang sama dilakukan oleh PKS, memasukkan nama Suswono yang merupakan Mantan Menteri Pertanian pada masa Presiden SBY adalah upaya realistis dari partai yang terkenal dengan kaderisasinya ini. Hal yang cukup berbeda ditunjukkan oleh Nasdem, mereka memasukkan dua nama artis yang familiar disini, ada nama Sylvia Fuly dan juga Anni S Bahar sebagai cara unuk merebut suara dari para kaum milenial. Pendatang baru Perindo juga memasukkan nama Valencia S Tanoesudibjo untuk bersaing dengan nama-nama yang telah lama berkecimpung di dunia politik. Valencia yang merupakan anak kedua dari Harry Tanoe ini bertujuan untuk menarik kaum muda yang masih bingung menentukan pilihan mereka.
Di daerah pilihan terakhir di Jawa Tengah ini, masih didominasi nama-nama yang sebelumnya terpilih menjadi wakil rakyat seperti Arsul Sani (PPP), Bisry Romli (PKB), Hendrawan Supratikno (PDIP) dan Ramson Siagian (Gerindra). Tiga nama yang dipilih untuk menggantikan wakil dari partai pada pileg periode lalu juga masih tetap mencalonkan disini mulai Yaqut Cholil (PKB), Abdul Hakam Naja (PAN), serta Marlinda Irwanti (Golkar). Disini juga terdapat nama baru Dede Indra Permana dari PDIP yang sebelumnya adalah anggota DPRD Jateng, masuknya nama baru ini sebagai upaya PDIP untuk menambah suara di daerah Pantura.
Nahh itulah sedikit ulasan penulis mengenai beberapa nama yang akan meramaikan konstelasi pemilihan anggota DPR tahun depan dari wilayah Jawa Tengah. Tulisan ini hanya sedikit upaya dari penulis untuk mengenalkan beberapa tokoh yang nantinya mungkin akan terpilih dan mewakili rakyat di Senayan. Sesuai dengan pepatah Tidak kenal maka tidak sayang, meski nanti sudah kenal belum tentu sayang hehe..
Tidak ada tendensi apapun dari penulis, karena penulis tidak terafiliasi secara langsung terhadap salah satu calon maupun anggota dari partai tertentu. Daftar lengkap calon anggota DPR bisa kalian lihat di website resmi KPU. Mungkin kalian bisa menambahkan sendiri calon terbaik menurut kalian di kolom komentar. Sekian dari penulis, Terima kasih.
Semarang, Agustus 2018
Faisal Achmad R
Comments
Post a Comment